PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH ALQUR’AN DAN KEHIDUPAN EMPIRIK

Aziz Fahrurrozi

Abstract


Pendidikan di Indonesia dalam pandangan Asep Saefuddin dalam The Dancing Leader adalah pendidikan bernuansa pelatihan. Ada hal mendasar yang memperkuat argument dari pandangannya yaitu seharusnya pendidikan di Indonesia merupakan dasar bagi pembangunan bangsa bukan subsektor dari pembangunan itu sendiri. Ini berarti bahwa   makna pendidikan telah direduksi dari yang seharusnya menjadi dasar pembangunan manusia Indonesia seutuhnya menjadi subsector pembangunan.( Asep: 2011: 197). Contoh produk pelatihan sangat banyak sekali misalnya; pengemudi yang lulus mendapat sim masih tetap hoby melanggar lalu lintas karena produk pelatihan yang dipentingkan adalah keterampilan tetapi mengabaikan bahaya kemanusiaan atas pelanggarannya itu. Apalagi yang hanya mendapat sim tembak tidak procedural. Demikian pula oknun petugas pajak sangat lihai menghitung berapa baesaran wajib pajak yang harus dibayar, namun penyimpangan atas pajak demikian merajarela. Karena pendidikan kita sangat bernuansa pelatihan dan hanya menguji kecerdasan seperti alat uji dengan memberlakukan UN, hasilnya hanya melatih siswa cerdas memilik soal-soal obyektif tes yang lemah membekali analisis problem. Dalam konteks di atas maka jika ada upaya-upaya mata pelajaran agama juga digiring untuk di UN kan hanya karena alasan agar mendapat perhatian pembelajarar dalam kegiatan proses. Ini pertanda makin menunjukkan kegagalan orientasi pendidikan agama yang harusnya membentuk moral dan karakter menjadi terampil menjawab soal-soal yang isinya menguji berbagai tentang;  tentang  shalat, tentang  wudhu, tentang rasa hormat, tentang iman dll.  Semuanya dibelajarkan dengan  nihil nilai keberagamaan dan nihil moral, karena yang dikembangkan bukan potensi spiritual melainkan hanya wilayah kognitif semata. Kegagalan ini menurut hemat penulis jangan berjustifikasi atas nama UN sebagai solusi kegagalan, melainkan harus dievaluasi ulang, mulai dari cara membelajarkan, materi bahan ajar yang sudah terlalu tidak up to date untuk kepentingan kekinian baik kontennya maupun penjelasan dan contoh-contohnya termasuk juga pendekatan yang ditawarkan. Lihat satndar isi PAI baik di Sekolah maupun Madrasah.

Keywords


pendidikan karakter; kisah Alquran; kehidupan empirik

Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.32507/fikrah.v3i2.582

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2020 Aziz Fahrurrozi

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Indexed by:

 


 

License

© Copyright CC BY-SA

web analytics View My Stats

Fikrah, p-ISSN: 2599-1671, e-ISSN: 2599-168X